It's Boogie Time!


Apa yang teringat saat mendengar nama-nama seperti Chrisye, Fariz RM, Dara Puspita? Kalau jawaban kalian musisi yang sudah ketinggalan zaman, kalian salah besar! Duo DJ asal Jakarta DJ Merdi Leonardo Simandjuntak dan DJ Fadli Aat, di bawah naungan nama Diskoria berhasil mengembalikan kejayaan musik-musik 60, 70, 80, hingga 90-an ke lantai dansa. Nama Diskoria sendiri diambil dari salah satu lagu milik grup musik era 70-an Tita Sister yang berjudul Discoria. Kesuksesan Diskoria tidak hanya bagi mereka berdua, namun duo ini juga menghidupi kembali kejayaan musik disko di Indonesia. Ditemui di sela-sela penampilannya di Aksara 2017, Diskoria menceritakan bagaimana akhirnya Diskoria menjadikan musik Disko untuk semua.

Q : Dengan latar belakang musik yang berbeda bagaimana akhirnya Mas Merdi dan Mas Aat memutuskan untuk berkecimpung dalam dunia DJ?

Merdi : Kalau gue sih Natural Progression aja, gue emang dengerin Indiepop, Shoegaze, gue terus mencari sesuatu yang baru, hingga akhirnya gue merunut sejarah musik Indiepop yang ternyata masuk ke Post-punk dan kena ke Disko. Dari situlah, di sekitar tahun 2007-an gue mulai ngerasa pengen lebih mengenal disko culture ini.
Aat : Pada dasarnya gue emang dengerin semua jenis musik. Mungkin dulu kita ngeband dari scene yang berbeda, Merdi dari genre Indiepop, gue dari genre Hardcore, tapi gue sebenernya emang dengerin semua jenis lagu. Gue bisa sampai nge-DJ itu influence nya dari abang gue, sosok abang gue yang juga seorang DJ dan kolektor piringan hitam yang bikin gue dibesarkan dengan berbagai genre.

Q : Bisa ceritain nggak sih gimana proses kalian ketemu sampai lahir Diskoria?

Aat : Kita ketemu tuh di jalan Surabaya sewaktu digging piringan hitam.
Merdi : Jadi ceritanya waktu itu gue masih kerja di bank kebetulan waktu itu hari Jum’at jam istirahatnya panjang yaudah lah gue iseng ke Jalan Surabaya.
Aat : gue juga waktu itu masih kerja di rumah sakit, waktu istirahat makan siang mampirlah gue ke Jalan Surabaya
Merdi : Kita itu mulainya dari sama-sama hobi koleksi piringan hitam. Seiring bertambahnya usia referensi musik kita semakin terbuka. Yang tadinya cuma ngumpulin piringan hitam band akhirnya mulai ngumpulin piringan hitam lagu disko. Yaudah kita jadi sering nyari piringan hitam bareng.
Merdi : Diskoria itu kebentuk nggak sengaja karna kita selama ini nyari-nyari piringan hitam lagu Indonesia terus nggak kerasa kekumpul banyak, yaudah kita ngobrol dan sama-sama memutusan perlunya mengembalikan musik Indonesia di dunia disko. Pas tahun 2015, datenglah Deva dari Suara Disko yang pengen bikin acara disko lagu-lagu Indonesia, di situlah pertama kali kita manggung masih dengan nama DJ Merdi dan DJ Aat.

Q : Kalau kalian bisa definisikan sebenernya musik Disko Indonesia itu apa?

Merdi: Musik Disko sebenarnya adalah musik luar negeri dengan lagu-lagu bergenre Soul, Funk pokoknya lagu yang dibikin jadi lebih joget. Nah kalau versi Indonesianya itu semacam musik pop yang groovy dan danceable.
Aat : Kita mungkin nyari musik dengan bahasa yang familiar, supaya orang mudah relate.
Merdi : Musik disko Indonesia ini potensial banget, karena selama ini di klub yang terekspos hanyalah musik luar, musik Indonesianya nggak kesentuh. Padahal kita yakin orang Indonesia lebih mudah relate sama musik dari negaranya sendiri. Interpretasi akan musik Indonesia akan lebih indah dibanding aliran musik lain karena bahasanya dikenal sehingga akan lebih mudah terhubung dengan memori personal. Hal ini bikin musiknya jadinya menyentuh banyak orang, buktinya selama kita main udah berapa banyak anak band dateng, yang tadinya menurut mereka tabu untuk datang ke klub, sekarang mereka sambangi karena mereka ngerasa ini musik negara gue, dan gue pengen bersenang-senang.
Aat : Kita sendiri jadi lihat banyak hal yang dulu nggak ada di klub, kayak ada anak punk, Ibu sama anak, Bapak sama anak, pokoknya berbegai kalangan.

Q : Bagaimana kalian menentukan lagu apa yang akan kalian mainkan di setiap penampilannya?

Merdi : Jujur sekian banyak lagu yg mau kita tampilkan, kita tampilin demi kepentingan pasar sehingga kita mainin lagu yang itu-itu aja. Ini karena kita pengen ngenalin dulu supaya musik indonesia bisa jadi tuan rumah di negaranya sendiri di level klub juga. Dulu waktu gue nge-DJ sama Aat ditulis larangan mainin lagu Indonesia, gue nggak tau ya mungkin karena kesannya norak, cheesy, kampungan nah gue mau ngehilangin stigma itu dulu. Padahal gue kebayang lagu Juwita milik Alm. Chrisye, lagu-lagu milik Guruh Soekarnoputra itu beat-nya disko dan enak buat di jogetin.

Q : Gimana rencana Diskoria kedepannya?

Merdi : Kita ngelihat gimana caranya ngeracunin orang dengan pergerakan ini. Makanya kita mau kasih kejutan, kita lagi ngoprek lagu-lagu lama, misalnya lagu-lagu Nia Daniaty dia punya lagu-lagu disko yang bagus makanya kita pengen pelan-pelan masukin itu dan ngenalin ke orang. Oh iya kita juga ada rencana bikin album di 2018 yang isinya macem-macem dari mulai remix-an sampai duet, tungguin aja deh.


(Naskah terbit di koran Jawa Pos pada tanggal 21 November 2017)

Comments